Alhamdulillah kita telah sampai pada bulan Februari. Ini
artinya akan kita dapati pada bulan ini beberapa hal yang menarik, mulai dari
bilangan tanggal hanya sampai 28, sampai akan ada beberapa ciri khas yang tidak kita temui di bulan lain yakni,
maraknya kesan warna pink dimana – mana, bunga mawar laku keras dipasaran,
sampai coklat – coklat manis yang bisa bikin diabetes laku keras juga :D. Kira
– kira ada apa ya di bulan Februari ini kok begitu istimewa? Jawabannya pasti
semua sudah tau, ya karena tanggal 14 Februari itu kata orang – orang ada
Valentine day’s. yah itulah yang akan kita bahas dalam buletin kali ini apa sih
valentine itu, Gimana sejarahnya dan bagaiman sih seharusnya sikap kita sebagai
kaum muslimin menykapinya? Lets check this out J
Sejarah Perayaan Valentine’s Day
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya
versi mengenai Valentine Day:
Perayaan valentine day bersal dari perayaan Lupercalia yang
merupakan rangkaian pensucian di masa Romawi kuno (13 – 18 Februari). Dua hari
pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love), Juno
Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama – nama gadis di dalam kotak.
Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya kelur
harus menjadi pasangannya selama senang – senang dan obyek hiburan. Pada 15
Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala.
Selama upacara ini, kaum muda dengan cambuk melecut orang dengan cambuk dan
wanita berebut untuk dilecut karana menganggap lecutan itu akan membuat mereka
menjadi lebih subur.
Ketika agama kriaten katolik masuk Roma, mereka mengadopsi
upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa kristiani, antera lain mengganti nama
– nama gadis dengan nama – nama Paus dan Pastor. Diantara pendukungnya adalah
Kaisar Constatine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britanica, sub
judul: Christianity).
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran kristen, pada 496 M
Paus Glasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini sebagai perayaan gereja dengan
nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentineyang kebetulan mati
pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
Kebiasaan mengirim kartu valentine itu sendiri tidak ada
kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 ketika Duke of Orleans
dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine
14 Februari, ia mengirim puisi untuk istrinya di Prancis. Kemudian Gheoffri
Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam
puisinya (lihat: The Encyclopedia Britanica, Vol. 12 hal. 242, The World Book
Encyclopedia 1998)
Lalu bagaimana dengan ucapan Be My Valentine? Ken Sweiger
dalam artikelnya Should Bibical Christians Observe It? (www.kornet.com) mengatakan, kata Valentine
berasal dari bahasa latin yang berarti: Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan
kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi.
Maka disadari atau tidak -tulis Ken Seiger- jika kita
meminta orang menjadi “Be My Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan
yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa) dan
menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Lho, yang ini sudah jelas Syirik
namanya, artinya menyekutukan Allah. Ada satu lagi yang tak luput dari perayaan
V-day, simbol dewa cinta bernama Cupid (berarti: The Desire), sosok bayi
bersayap dengan panah, adalah putra Nimrod, The Hunter (dewa matahari).
Disebut tuhan cinta karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan dalam
kisahnya ia pun berzinja dengan ibunya sendiri! Dengg!!! Astaghfirullah…
Bagaimana Seharusnya Sikap Kaum Muslimin?
Setelah mengetahui asal muasal dari perayaan Valentine’s Day
ternyata kita dapati bahwa perayaan tersebut bukan berasal dari Islam, lebih
tepatnya perayaan tersebut berasal dari budaya Romawi kuno yang lalu diteruskan
oleh agama kristen. Jika sudah tau begini sikap paling tepat bagi kita sebagai
kaum Muslimin adalah tidak ikut – ikutan dalam merayakannya. Ingat Allah telah
berfirman dalam kitabNya bahwasannya mereka (orang – orang Yahudi dan Nasrani)
tidak akan pernah ridho kepada kita sebelum kita mengikuti semua ajaran
–ajarannya dan pola hidupnya
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al Baqarah: 120)
Tidaklah mengherankan jika kemudian kita mengambil kesimpulan
bahwa bisa jadi salah satu senjata pelumpuh semangat dalam berIslam adalah
Valentine Day. Remaja kita dininabobokkan dengan fenomena merayakan hari kasih
sayang. Mereka akan menangis bila pacarnya marah, tapi tidak akan menangis bila
kehilangan waktu sholat. Mereka akan bersedih bila pacarnya marah, tapi mereka
tidak akan bersedih ketika Allah marah melihat kelakuan mereka.
Pemikiran remaja sekarang dirubah sedemikian rupa. Cinta
menjadi segala – galanya. Sayangnya cinta hampir seluruh diartikan dengan
berbuat zina dengan orang yang dicintainya. Remaja yang lugu pun akan melakukan
itu karena cinta, meski harus berlumuran doa. Sehingga banyak yang mengaku
kehilangan kehormatannya pada saat mereka merayakan hari kasih sayang ini.
Islam sangat melarang umatnya untuk tasyabbuh (baca: meniru)
kebiasaan, kebudayaan dan perayaan – perayaan orang diluar Islam, berikut ada
beberapa hadist yang menerangkan bahwa jikalau kita mengikuti gaya hidup
mereka, dan ikut serta merayakan perayaan – perayaan mereka maka kita termasuk
bagian dari mereka.
”Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kafir,
meramaikan peringatan hari raya nairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta
menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan
dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.”
(HR al-Baihaqi )
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk
golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban. Ibnu
Taimiyah menyebutkannya dalam kitabnya Al-Iqtidha’ dan Fatawanya. Dishahihkan
oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 2831 dan 6149)
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun telah
mengingatkan kita ataupun mewanti – wanti kita bahwasannya kelak kebanyakan
umat Islam nanti akan meniru dan mengikuti hampir dari keseluruhan ajaran
mereka.
Beliau Shallallahu ‘alahi Wasallam bersabda:
"kamu akan mengikuti cara-cara dari orang-orang
yang sebelum kamu sehasta demi sehasta dan selangkah demi selangkah, walau pun
mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka". Kami berkata:
"Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksud (mengikuti) Yahudi dan
Nasrani?" beliau menjawab: "Siapa lagi?" (HR Bukhari)
Jadi sudah selayaknya bagi kaum muslimin terutama para
remaja Islam tidak merayakan Valentine’s Day apalagi jika hanya ikut – ikutan tanpa
di dasari pengetahua,n padahal semua apa yang kita kerjakan akan kelak kita pertanggung
jawabkan dihadapan Allah.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS Al Isra': 36)