About

Pages

KULTUM HARIAN

Di laksanakan sebelum memulai perkuliahan jam pertama

KULTUM MINGGUAN

Di laksanakan hari Juma't pukul 06.30 di ruang Audit STIKES Pemkab Jombang

KANTIN KARE

Kajian Rutin Kamis Sore

BULETIN DAKWAH "INSPIRE NS"

Diterbitkan pada minggu kedua dan ketiga setiap bulan

Training ke Islaman

Di selenggarakan pada saat penerimaan mahasiswa baru

Selasa, 12 Februari 2013

Menyoal Perayaan Valentine



Alhamdulillah kita telah sampai pada bulan Februari. Ini artinya akan kita dapati pada bulan ini beberapa hal yang menarik, mulai dari bilangan tanggal hanya sampai 28, sampai akan ada beberapa ciri khas  yang tidak kita temui di bulan lain yakni, maraknya kesan warna pink dimana – mana, bunga mawar laku keras dipasaran, sampai coklat – coklat manis yang bisa bikin diabetes laku keras juga :D. Kira – kira ada apa ya di bulan Februari ini kok begitu istimewa? Jawabannya pasti semua sudah tau, ya karena tanggal 14 Februari itu kata orang – orang ada Valentine day’s. yah itulah yang akan kita bahas dalam buletin kali ini apa sih valentine itu, Gimana sejarahnya dan bagaiman sih seharusnya sikap kita sebagai kaum muslimin menykapinya? Lets check this out J
Sejarah Perayaan Valentine’s Day
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine Day:
Perayaan valentine day bersal dari perayaan Lupercalia yang merupakan rangkaian pensucian di masa Romawi kuno (13 – 18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love), Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama – nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya kelur harus menjadi pasangannya selama senang – senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda dengan cambuk melecut orang dengan cambuk dan wanita berebut untuk dilecut karana menganggap lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama kriaten katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa kristiani, antera lain mengganti nama – nama gadis dengan nama – nama Paus dan Pastor. Diantara pendukungnya adalah Kaisar Constatine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britanica, sub judul: Christianity).
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran kristen, pada 496 M Paus Glasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini sebagai perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentineyang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
Kebiasaan mengirim kartu valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi untuk istrinya di Prancis. Kemudian Gheoffri Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britanica, Vol. 12 hal. 242, The World Book Encyclopedia 1998)
Lalu bagaimana dengan ucapan Be My Valentine? Ken Sweiger dalam artikelnya Should Bibical Christians Observe It? (www.kornet.com) mengatakan, kata Valentine berasal dari bahasa latin yang berarti: Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi.
Maka disadari atau tidak ­-tulis Ken Seiger­­- jika kita meminta orang menjadi “Be My Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Lho, yang ini sudah jelas Syirik namanya, artinya menyekutukan Allah. Ada satu lagi yang tak luput dari perayaan V-day, simbol dewa cinta bernama Cupid (berarti: The Desire), sosok bayi bersayap dengan panah, adalah putra Nimrod, The Hunter­­­ (dewa matahari). Disebut tuhan cinta karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan dalam kisahnya ia pun berzinja dengan ibunya sendiri! Dengg!!! Astaghfirullah…
Bagaimana Seharusnya Sikap Kaum Muslimin?
Setelah mengetahui asal muasal dari perayaan Valentine’s Day ternyata kita dapati bahwa perayaan tersebut bukan berasal dari Islam, lebih tepatnya perayaan tersebut berasal dari budaya Romawi kuno yang lalu diteruskan oleh agama kristen. Jika sudah tau begini sikap paling tepat bagi kita sebagai kaum Muslimin adalah tidak ikut – ikutan dalam merayakannya. Ingat Allah telah berfirman dalam kitabNya bahwasannya mereka (orang – orang Yahudi dan Nasrani) tidak akan pernah ridho kepada kita sebelum kita mengikuti semua ajaran –ajarannya dan pola hidupnya

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al Baqarah: 120)

Tidaklah mengherankan jika kemudian kita mengambil kesimpulan bahwa bisa jadi salah satu senjata pelumpuh semangat dalam berIslam adalah Valentine Day. Remaja kita dininabobokkan dengan fenomena merayakan hari kasih sayang. Mereka akan menangis bila pacarnya marah, tapi tidak akan menangis bila kehilangan waktu sholat. Mereka akan bersedih bila pacarnya marah, tapi mereka tidak akan bersedih ketika Allah marah melihat kelakuan mereka.
Pemikiran remaja sekarang dirubah sedemikian rupa. Cinta menjadi segala – galanya. Sayangnya cinta hampir seluruh diartikan dengan berbuat zina dengan orang yang dicintainya. Remaja yang lugu pun akan melakukan itu karena cinta, meski harus berlumuran doa. Sehingga banyak yang mengaku kehilangan kehormatannya pada saat mereka merayakan hari kasih sayang ini.
Islam sangat melarang umatnya untuk tasyabbuh (baca: meniru) kebiasaan, kebudayaan dan perayaan – perayaan orang diluar Islam, berikut ada beberapa hadist yang menerangkan bahwa jikalau kita mengikuti gaya hidup mereka, dan ikut serta merayakan perayaan – perayaan mereka maka kita termasuk bagian dari mereka.

”Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kafir, meramaikan peringatan hari raya nairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.” 
(HR al-Baihaqi )

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban. Ibnu Taimiyah menyebutkannya dalam kitabnya Al-Iqtidha’ dan Fatawanya. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 2831 dan 6149)

Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun telah mengingatkan kita ataupun mewanti – wanti kita bahwasannya kelak kebanyakan umat Islam nanti akan meniru dan mengikuti hampir dari keseluruhan ajaran mereka.

Beliau Shallallahu ‘alahi Wasallam bersabda:
"kamu akan mengikuti cara-cara dari orang-orang yang sebelum kamu sehasta demi sehasta dan selangkah demi selangkah, walau pun mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka". Kami berkata: "Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksud (mengikuti) Yahudi dan Nasrani?" beliau menjawab: "Siapa lagi?" (HR Bukhari)

Jadi sudah selayaknya bagi kaum muslimin terutama para remaja Islam tidak merayakan Valentine’s Day apalagi jika hanya ikut – ikutan tanpa di dasari pengetahua,n padahal semua apa yang kita kerjakan akan kelak kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS Al Isra': 36)
baca selengkapnya »»